“Rekan saya, almarhum dr. Jonathan Mulia menunjukkan kepada saya kondisi para penyandang disabilitas di Bali, khususnya masyarakat kurang mampu di masyarakat. Saat itu kami melihat seorang wanita yang tidak bisa menggunakan tangan kanannya untuk melakukan pekerjaannya. Soalnya, orang miskin di Bali tidak punya akses ke rehabilitasi karena biaya klinik mahal. Sejak saat itu rekan saya bertanya, apakah saya bisa membantunya membangun fondasi. Untungnya, saya memiliki beberapa keterampilan dari pengalaman masa lalu saya”. Jawab Pak Purnawan.

Dia melanjutkan dan berkata “Kami memulai YPK Bali pada tahun 2001, dan kemudian kami memulai proyek YPK Bali pertama pada tahun 2002. Sampai sekarang, saya adalah pendiri dan saya tidak terlibat secara signifikan dalam operasi sehari-hari. Pada tahun 2007, Dr. Jonathan Mulia meninggal dan saya mengambil alih manajemen pada tahun 2007. Kami mulai dari nol lagi. Pada tahun 2009 kami memulai program pendidikan dan pada tahun 2010 klinik keliling. Dua tahun setelah itu, kami memulai program gangguan pendengaran. Dari tahun 2007 hingga 2010 (YPK) tidak mendapat dukungan. Kemudian Inspirasia Foundation menjadi support terbesar kami hingga saat ini.

Selama awal YPK Bali, kami melakukan banyak promosi dan pemasaran dan mulai bekerja dengan klien. Kami memulai dengan 100 klien selama 5-6 tahun, tetapi ketika kami mendapatkan dukungan dari Yayasan Inspirasia, basis klien kami meningkat secara dramatis.”